BI Kembangkan UMKM Daerah, Ulos dan Kopi Sumut Jadi Ternama

Table of Contents

Dalam mitos Batak Toba, dunia diwujudkan ketika dewi Si Boru Deak Parujar turun dari langit dengan memakai sehelai benang yang ditenun tangan. Kini, benang yang sama digunakan untuk membuat ulos, kain tradisional yang selalu hadir dalam berbagai tahap kehidupan masyarakat Batak, mulai dari kelahiran hingga kematian.

Bagi masyarakat Batak, ulos memiliki makna filosofis yang mendalam, dan menjadi alat suci yang tidak bisa dinilai hanya dari harganya.

Di tepi Danau Toba, yaitu di Desa Lumban Suhi Suhi Toruan, Kabupaten Samosir, berdiri Kampung Ulos Huta Raja, pusat pengrajin kain ulos yang telah berkembang sejak masa kolonial.

Di sana, suara mesin tenun kayu menjadi bagian dari rutinitas harian, termasuk bagi Monica Situmorang. Pada usia 22 tahun, ia mewakili generasi muda yang memutuskan untuk melanjutkan tradisi tersebut.

Monica mulai belajar menenun sejak berusia 12 tahun. Baginya, ulos bukan sekadar warisan, tetapi juga jalan menuju kemandirian.

"Pendidikan saya, mulai dari SMP hingga saat ini kuliah di UT (Universitas Terbuka), sepenuhnya ditanggung oleh ulos," ujarnya kepada,Rabu (5/11). Tenun, menurutnya, merupakan pekerjaan yang menguntungkan.

Sumatera Utara memang menyimpan kekayaan yang sangat terkenal. Selain kain ulos, tanah vulkanik yang subur di sana menghasilkan kopi-kopi berkualitas tinggi Indonesia: Lintong, Mandailing, dan Sidikalang. Kopi arabika yang tumbuh di ketinggian lebih dari 1.400 meter ini sudah lama dikenal di pasar global karena rasanya yang unik dan khas.

Di kaki lereng hijau Kabupaten Humbang Hasundutan, Manat Samosir berada di tengah kebun kopi yang menjadi sumber kebanggaan sekaligus duka bagi dirinya. Tangannya menyentuh batang tanaman kopi yang kulitnya mulai mengelupas.

Lihat ini, usianya sudah mencapai 40 tahun, tetapi terus dipaksa untuk menghasilkan. Seperti orang tua yang dipaksa melahirkan," ujar Ketua Koperasi Lintong ini, Rabu (5/11).

Dua kisah yang berbeda memiliki satu titik persamaan: penguatan Bank Indonesia (BI). Dalam lima tahun terakhir, bank sentral melakukan tindakan intervensi, dengan langsung mendukung UMKM di Sumatera Utara, serta mengubah produk lokal menjadi barang dagangan global.

Potensi daerah Sumatera Utara sangat besar. Namun, pelaku UMKM setempat menghadapi berbagai tantangan, seperti produktivitas yang rendah, akses pasar yang terbatas, serta tingkat literasi digital yang masih rendah.

Merajut Asa Ulos

Dari setiap benang yang dipintal, Monica dan pengrajin ulos Huta Raja tidak hanya membuat kain—mereka menyusun harapan. Kantor Perwakilan BI (KPw BI) Sibolga terus berada di sisi para pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas dan cakupan usaha yang lebih luas.

Dengan bimbingan bank sentral, Monica tidak lagi menjual barang secara tradisional. Setelah menerima pelatihanmarketingdan pengelolaan keuangan, misalnya, ia mampu menjual Ulosnya sendiri di dunia digitalonline.

Rata-rata ia mampu menghasilkan Rp10 juta setiap bulan. Bahkan, pendapatan bulanan dari menjual kain ulos hasil karyanya pernah mencapai Rp21,5 juta dalam sebulan. Harga kain ulos yang dijualnya berkisar antara Rp1,2 juta hingga Rp11 juta.

Selain menyelenggarakan pelatihan digitalisasi, BI memberikan dukungan kepada masyarakat penenun Huta Raja dengan mendirikan sebuah galeri. Fasilitas ini berperan sebagai tempat penyimpanan karya-karya para penenun.

"Dulunya para pengrajin menjual kain ulosnya masing-masing. Sekarang melalui galeri. Produk mereka pasti laku," ujar Sekretaris Kampung Ulos Huta Raja, Frizer Sitanggang.

Galeri menggunakan sistem yang menawarkan kepastian. Pengrajin menerima pembayaran awal atas karyanya. Hal ini memberikan manfaat bagi pengrajin dalam menjaga modal mereka. Sebaliknya, galeri menjual karya pengrajin dengan mengambil margin yang wajar untuk menutupi biaya operasional.

Kepala Desa Lumban Suhi Suhi Toruan, Raja Sondang Simarmata, mengungkapkan bahwa dalam tiga bulan terakhir, pendapatan galeri penenun mencapai Rp300 juta. "Terlihat jelas perbedaannya sebelum dan setelah kampung ini dibina oleh BI. Sekarang semuanya lebih terarah," kata Raja.

Desa Ulos Huta Raja mengalami perubahan yang dimulai sejak tahun 2019. Dengan inisiatif dari pemerintah pusat, desa ini melakukan pembaruan sebagai bagian dari program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KPSN).

Bank Indonesia terlibat dalam tiga program strategis. Selain galeri ulos yang menggunakan sistem manajemen modern dan digital, bank sentral juga berperan dalam membanguncoffee shop yang memperdagangkan produk kopi lokal, serta pengembangan wisata desa.

Sekarang semuanya sudah terstruktur. Pungutan liar dan berbagai bentuknya juga sudah tidak ada," kata Raja. "Masyarakat juga mampu berkembang secara mandiri, bukan hanya memperoleh penghasilan, tetapi juga wawasan.

Renny Katrina Manurung, pemilik galeri Dame Ulos di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Dok//Luky Maulana ()
 

Di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Renny Katrina Manurung, pemilik Galeri Dame Ulos, menjadi contoh perempuan yang sukses. Lulusan akuntansi ini memulai usaha Dame Ulos pada tahun 2014 dengan tujuan satu: mengembalikan kejayaan ulos yang selama ini diabaikan.

Renny mengakui bahwa ia hanya memiliki modal sebesar Rp5 juta dan sepuluh kain untuk memulai bisnis Dame Ulos. Di awal berbisnis, ia menghadapi kendala yang umum dialami oleh pelaku UMKM: akses pasar yang terbatas. Masuknya dukungan dari BI pada tahun 2019 menjadi titik perubahan yang signifikan.

"Sejak menjadi mitra BI pada 2019, pendapatan tahunan kami berkisar antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar. Kini, pada tahun 2025, kami telah mencapai angka Rp19 miliar," ujarnya.

BI menyediakan infrastruktur fisik berupa galeri dua lantai danworkshopbahan pewarna alami. Fasilitas ini berfungsi sebagai pusat pameran, pariwisata, danlive streaming. Namun, dukungan yang paling penting adalah fasilitasi digital.

Kami mengikuti pelatihan digitalisasi. Pada saat itu, Dame Ulos belum memilikie-commerce, tidak ada website"Kami benar-benar tradisional," katanya. Sekarang, 85% penjualan Dame Ulos berasal dari online, termasuklive shopping di platform seperti TikTok.

Dame Ulos telah menyebar ke pasar hingga Amerika Serikat, Australia, Malaysia, dan Singapura. Saat ini, pendapatan galeri dari ekspor rata-rata memberikan kontribusi sebesar 15-20% dari keseluruhan penjualan. Sekarang, Dame Ulos menghadirkan sekitar 200 pengrajin tenun dan secara keseluruhan mampu menghasilkan 1.400 unit.pieces ulos per bulan.

"Harapan saya ke depan, saya ingin ulos ini bisa dikenal secara global," kata Renny.

Saat BI Berkunjung ke Kebun

Pernyataan Manat mengenai produktivitas kopi yang sudah menurun bukan hanya sekadar keluhan. Data menunjukkan bahwa dari 12.895 hektar lahan kopi di Humbang Hasundutan, sebagian besar pohonnya berusia lebih dari 30 tahun. Produktivitasnya pun hanya mencapai 600 kg.green bean per hektaree per tahun.

"Potensi kopi di Humbang Hasundutan ini sangat besar. Namun, untuk mengembangkannya, kita tidak dapat bekerja sendiri-sendiri," kata Manat, Ketua Koperasi Kopi Lintong.

Ketua Koperasi Kopi Lintong, Manat Samosir. Dok//Luky Maulana ()
 

Dalam lima tahun terakhir, Bank Indonesia melalui Perwakilan Sibolga menyediakan ribuan bibit kopi berkualitas tinggi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember, alat bor tanah, serta mesin pemilah mutu modern. Hasilnya sangat terasa. Produksi meningkat hingga 2,5 ton.green bean per hektaree per tahun.

Sekarang, produksi kopi Lintong rata-rata mencapai 425 ton setiap tahun. Yang mengejutkan, 90% hasilnya diekspor ke pasar luar negeri seperti Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, dan Tiongkok.

Saat ini, Koperasi Kopi Lintong mengelola 900 petani dari 35 kelompok di enam daerah penghasil kopi. Menurut Manat, koperasi tidak hanya memberikan bimbingan teknis, tetapi juga kepastian.

"Petani membawa kopi ke gudang koperasi, kami timbang dan langsung memberi pembayaran. Tidak ada sistem ijon atau tengkulak," tegas Manat.

Di wilayah koperasi, harga gabah kopi kering mencapai Rp60.000 per kg, rekor tertinggi dalam sejarah, menurut pernyataan Manat. Ia menyebutkan pendapatan petani koperasi bisa mencapai Rp9 juta per bulan.

Koperasi Kopi Lintong telah meraih sertifikat Koperasi Kopi Lintong telah mendapatkan pengakuan resmi Koperasi Kopi Lintong telah memperoleh penghargaan sertifikasi Koperasi Kopi Lintong telah memiliki sertifikat yang sah Koperasi Kopi Lintong telah dianugerahi sertifikat Koperasi Kopi Lintong telah menerima sertifikasi yang berlaku Koperasi Kopi Lintong telah memenuhi standar sertifikasi Koperasi Kopi Lintong telah terdaftar dengan sertifikat resmiRainforest AllianceTahun lalu. Kini, mereka siap menghadapi EU Deforestation Regulation (EUDR), yaitu peraturan ketat Uni Eropa yang menuntut kopi tidak terkait dengan deforestasi. Meskipun demikian, Koperasi telah memiliki sistem yang mencatat seluruh data petani, mulai dari koordinat lahan, status kepemilikan, hingga volume hasil panen.

Strategi Bank Sentral

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Riza Putera, menjelaskan bahwa pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta komoditas lokal menjadi langkah BI dalam memajukan perekonomian daerah. Ia menyebutkan, dari 16 kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerja BI Sibolga, hanya sekitar 16% yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Sumatera Utara.

"Jika teman-teman di Jakarta menikmati kopi Mandailing atau Lintong, itu sebenarnya berasal dari area kerja kami," katanya. BI melihat potensi besar pada komoditas strategis seperti kopi, ulos, keripik, dan dodol.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Riza Putera. Dok//Luky Maulana. ()
 

BI memiliki lima pilar dalam pengembangan ekonomi daerah, yaitu penguatan UMKM, pengembangan komoditas unggulan, pariwisata, ekonomi digital, serta pemasaran. Sampai saat ini, BI Sibolga telah membina lebih dari 50 UMKM dengan pendekatan multi-aspek: peningkatan kualitas dan bantuan pemasaran melalui pameran,business matching, dan digitalisasi.

Untuk kopi, misalnya, pendekatan BI dimulai dari hulu dengan mendorong perbaikan metode penanaman. Menurut Riza, dengan menerapkanGood Agricultural Practices(GAP), produktivitas biji kopi dapat meningkat dari 700 kilogram menjadi 1,5 ton per hektar.

Bank sentral juga menyediakan benih unggul kepada para petani. “Kami tidak hanya berfokus padabranding, tetapi juga mutu," katanya.

Di sisi hulu, BI memberikan dukungan melalui pelatihan kualitas, pameran ekspor, hingga transformasi pemasaran digital. Hasilnya mulai terlihat: sejumlah UMKM kopi yang didampingi telah mampu menembus pasar internasional, termasuk dalam perhelatan Singapore Coffee Week 2025.

Riza menambahkan bahwa transaksi digital di wilayah Sibolga meningkat lebih dari 150% setiap tahun. "BI memandang bahwa perkembangan ekonomi daerah harus berawal dari potensi yang ada di dalam daerah tersebut," katanya.

Dari tanaman kopi di lereng pegunungan Sumatera hingga alat tenun tradisional yang ada di tepian Danau Toba, bantuan yang diberikan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi daerah yang terencana mampu menjadikan produk lokal sebagai komoditas internasional.

Posting Komentar