Apa yang Terjadi pada Tubuh dan Otak Saat Patah Hati? Ini Penjelasan Ahli!

Table of Contents

Siapa yang tidak pernah mengalamipatah hatiMeninggalkan seseorang yang sangat dicintai memang sangat menyakitkan, seringkali kita melepaskan emosi dengan menangis selama beberapa hari. Terasa seperti dunia menjadi gelap dan tidak berwarna seperti biasanya.Hiks!

Namun, apakah kamu tahu? Ternyata, rasa sakit hati dapat dijelaskan dari sudut pandang ilmiah, lho! Ingin mengetahui penjelasannya? Check this out!

1. Rasa sakit hati memiliki nama ilmiah tersendiri!

Dalam dunia kesehatan, rasa sakit hati dikenal sebagaistress-induced cardiomyopathy, ungkap laman Heart.org. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, bahkan jika kondisi tubuh kita dalam keadaan sehat dan bugar. Rasa sakit di dada yang hebat bisa muncul akibat pengalaman emosional yang menyedihkan.

Contohnya, seseorang yang dekat dengan kita meninggal, perceraian, hubungan putus, dikhianati atau mengalami penolakan. HalamanHeart.orgmengatakan bahwa perempuan lebih rentan mengalami kondisi ini, karena respons dari hormon yang memicu stres berlebihan.

2. Perubahan yang terjadi pada jantung saat mengalami rasa sakit karena cinta yang patah

Kehilangan cinta seringkali salah dianggap sebagai serangan jantung karena gejalanya yang mirip. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perubahan ritme jantung yang signifikan dan tekanan darah yang serupa dengan gejala serangan jantung, jelas dilaporkan di laman tersebut.Heart.org. Perbedaannya, rasa sakit hati tidak menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah jantung.

Saat mengalami patah hati, sebagian dari jantung bisa membesar sementara dan tidak memompa darah secara efisien. Di sisi lain, bagian jantung yang lain mungkin bekerja dengan normal, atau bahkan mengalami kontraksi yang lebih kuat. Informasi buruknya, patah hati dapat menyebabkan kegagalan otot jantung jika kita terlalu lama terjebak dalam kesedihan. Saat hati sedang patah, beberapa bagian jantung bisa membesar sementara dan kurang mampu memompa darah. Sementara itu, area jantung lainnya mungkin berfungsi dengan baik, bahkan mungkin mengalami kontraksi yang lebih kuat. Hal ini bisa berujung pada kegagalan otot jantung jika kita terlalu lama merasakan duka. Ketika seseorang mengalami patah hati, sebagian jantung bisa membesar secara sementara dan tidak mampu memompa darah secara optimal. Bagian jantung lainnya mungkin masih berfungsi dengan baik, atau bahkan mengalami kontraksi yang lebih intensif. Sayangnya, jika duka terus-menerus dirasakan, hal ini dapat menyebabkan kegagalan otot jantung.

But, don't worry!Sakit hati pasti bisa sembuh, lho! Seiring berjalannya waktu, luka yang kita alami akan pulih dan membaik secara alami.

3. Kenali tanda-tanda berikut saat kamu sedang patah hati

Tubuh kita mengalami perubahan ketika mengalami luka hati. Gejala yang sering muncul adalahanginanyeri dada dan kesulitan bernapas. Selain itu, kita juga berisiko mengalami gangguan irama jantung, di mana detak jantung menjadi tidak teratur.

Shock kardiogenik juga mungkin terjadi. Kondisi ini ditandai dengan jantung yang tiba-tiba melemah dan tidak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, demikian disampaikan oleh laman tersebut.Heart.org.

Kamu perlu waspada, karena hal ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Karena, ketika seseorang meninggal akibat serangan jantung, penyebab kematian terbanyak adalahshock kardiogenik.

4. Ini adalah hormon yang dihasilkan tubuh saat sedang patah hati

Saat kita jatuh cinta, otak menghasilkan hormon kebahagiaan, sepertidopamin dan oksitosin. Namun, saat mengalami patah hati, otak melepaskan hormon yang berbeda, yaitucortisol dan epinephrineApa dampak dari hormon-hormon tersebut?

Terlalu banyak kandungan kortisol bisa memicu otot bengkak, sakit kepala, leher kaku, dan dada terasa sesak, demikian dilaporkan oleh laman tersebut.Hey Sigmund. Selain itu, masalah lain juga bisa muncul, seperti nyeri perut, buang air besar cair, gangguan tidur hingga penurunan selera makan.

5. Apakah rasa sakit hati dapat berakibat fatal?

Ternyata, rasa sakit akibat patah hati lebih berbahaya dari yang kita kira. Bahkan, patah hati bisa berujung pada kematian! Dalam beberapa situasi, patah hati memicu tekanan mental dan dapat menyebabkan kerusakan fisik pada jantung, demikian dikemukakan oleh laman tersebut.NBC News. Ini juga dikenal sebagaitakotsubo cardiomyophaty atau broken heart syndrome.

Asal-usulnya, sindrom ini pertama kali dikenal di Jepang pada tahun 1990.Cardiomyophaty menyebabkan kelemahan otot jantung, tetapi di sisi lain dapat memicu pembengkakan jantung dan kontraksi otot jantung yang lebih kuat.

Kasus nyata di mana rasa sakit hati bisa berakibat fatal adalah kematian Debbie Reynolds, ibu dari aktris Carrie Fisher, yang meninggal sehari setelah kematian putrinya, seperti yang dijelaskan oleh Satjit Bhusri, ahli jantung dari Lenox Hill Hospital, New York, dalam sebuah laman.NBC News. Diperkirakan, ikatan emosional yang kuat antara ibu dan anak menjadi penyebab rasa kehilangan yang berlebihan dan dapat berdampak pada kematian.Yep, kekecewaan tidak selalu terkait dengan cinta, tetapi juga bisa berasal dari kehilangan anggota keluarga.

6. Rasa sakit hati bisa mengurangi rasa percaya diri dan memicu kondisi depresi

Tidak hanya berdampak negatif pada tubuh, patah hati juga dapat memengaruhi kesehatan jiwa. Para peneliti dariVirginia Commonwealth Universitymelakukan studi terhadap 7.000 individu dan mengevaluasi tingkat depresi serta kecemasan berdasarkan pengalaman traumatis yang pernah mereka alami.

Para peneliti menemukan bahwa perasaan kehilangan akibat putus cinta dapat memengaruhi penurunan rasa percaya diri, demikian dikatakan di laman tersebut.Elite Daily. Bahkan, hal ini juga dapat menyebabkan gangguan kecemasan dan depresi! Berbahaya juga, ya?

7. Rasa sakit hati dapat menyebabkan gangguan tidur

Saat sedang patah hati, sulit bagi seseorang untuk merasa tenang dan beristirahat dengan normal seperti biasanya. Justru, yang sering terjadi adalahoverthinking dan mengingat kembali kejadian yang telah terjadi. Berharap, segalanya dapat diperbaiki kembali seperti semula. Tidak heran jika kita kesulitan tidur setelah mengalami luka hati.

Stres yang muncul dari perasaan patah hati bisa menyebabkan kecemasan yang berlangsung lama. Rasa sedih dan kehilangan dapat memengaruhi sistem saraf, sehingga membuat kita merasa kehilangan kontrol. Hal ini menjadi salah satu penyebab insomnia yang terjadi saat kita sedang mengalami luka hati, demikian ujar Ronald Alexander, psikoterapis sekaligus penulis buku, seperti yang disampaikan di laman tersebut.Huffpost.

8. Rasa sakit hati dapat mengubah kebiasaan pola makan

Akhirnya, rasa sakit hati juga dapat memengaruhi kebiasaan makan. Seseorang mungkin sama sekali tidak memiliki selera makan atau justru mengonsumsi lebih banyak makanan daripada biasanya.

Makan sering kali menjadi cara untuk mengalihkan rasa sakit di hati. Ketika sedang patah hati, kita cenderung mencari makanan yang kaya akan kalori, gula, dan garam. Dalam beberapa kasus, beberapa orang bahkan menggunakan alkohol sebagai pelarian dari perasaan sedih.

Sebaliknya, rasa sakit hati juga membuat kita malas untuk makan. Seperti kita kehilangan semangat dan nafsu makan, meskipun sebenarnya kita merasa lapar. Dampak dari hormon yang menyebabkan perubahan dalam pola makan, demikian disampaikan oleh laman tersebut.Huffpost.

Nah, ini adalah penjelasan ilmiah mengenai patah hati. Jika kamu sendiri, yang mana yang paling sering kamu alami?

Pertanyaan Umum Mengenai Reaksi Tubuh dan Otak Saat Sedang Patah Hati

Question

Answer

Apakah perubahan fisik seperti kesulitan tidur dan perubahan nafsu makan dapat dijelaskan secara ilmiah?

Ya — karena kadar hormon stres yang tinggi dan sistem saraf simpatik yang aktif, pola tidur terganggu serta fungsi tubuh seperti pencernaan dan nafsu makan dapat mengalami perubahan yang signifikan.

Apakah rasa sakit karena patah hati dapat memengaruhi jantung secara nyata?

Dapat — dalam kasus yang parah, stres emosional berat dapat memicu kondisi seperti Takotsubo cardiomyopathy (sindrom patah hati) yang menyebabkan otot jantung menjadi lemah sementara.

Apakah waktu benar-benar mampu mengatasi perasaan sedih akibat patah hati?

Ya — karena otak dan tubuh memerlukan waktu untuk mengatur ulang sistem penghargaan, hormon, dan respons stres; seiring berjalannya waktu serta dukungan, reaksi fisik dan emosional akan berkurang.

4 Fakta Sains Mengenai Cara Kucing Melihat Dunia Fakta Sains tentang Air Liur Anjing, Mengandung Zat Antibakteri Alami

Posting Komentar